Keuntungan Bisnis Ayam Goreng Masih Bagus
IDB - Ayam goreng merupakan salah satu kuliner yang sangat populer di Indonesia. Saking tenarnya makanan ini, hampir di setiap penjuru tempat kita bisa dengan mudah menemukan gerai ayam goreng.
RFC
Salah satunya adalah Rocket Fried Chicken (RFC) di Bandung, Jawa Barat. Berdiri tahun 2010 lalu, gerai yang berada di bawah naungan PT Bandung Era Sentrra Talenta ini menawarkan kemitraan mulai akhir tahun 2010.
Saat ini, gerai RFC sudah mencapai 70 outlet yang tersebar di pelbagai daerah. "Sebanyak 10 gerai milik sendiri dan sisanya milik mitra kami," kata Reno Safrudin, Marketing Franchise RFC.
Reno mengklaim, jumlah mitra usahanya tumbuh pesat karena RFC unggul dari segi konsep dan menu makanan. Dari segi konsep, RFC menawarkan paket food court, kios, ruko, mini kafe, dan restoran. Setiap paket dilengkapi internet gratis dan saluran TV kabel. "Dari segi menu, kami menyajikan bermacam-macam olahan ayam goreng yang lezat," promosi Reno.
Selain ayam, RFC juga menyediakan menu burger, nugget, nasi goreng, hotdog, spaghetti, chicken soup, chicken salad, dan kentang goreng. Harganya mulai Rp 7.000 - Rp 20.000 per porsi.
Sedang minumannya terdiri dari coklat, capucino, mocacino, milkshake, stroberi, vanilla latte, serta es krim. Harga jualnya nya mulai Rp 5.000 - Rp 15.000 per gelas.
Dalam kemitraan ini, RFC menawarkan lima paket investasi. Pertama, paket foodcourt dengan luas gerai 16 meter persegi (m2) dan investasi Rp 55 juta. Estimasi omzet Rp 15 juta per bulan. Dengan laba 26%, mitra bisa balik modal dalam 26 bulan.
Kedua, paket kios seluas 24 m2 dengan investasi Rp 65 juta. Dengan omzet Rp 24 juta per bulan, mitra bisa balik modal dalam 25 bulan. Ketiga, paket ruko seluas 40 m2 dengan investasi Rp 105 juta. Dengan omzet Rp 45 juta per bulan, mitra bisa balik modal dalam tempo 23 bulan.
Keempat, paket mini kafe seluas 80 m2 dengan investasi Rp 165 juta. Dengan omzet Rp 75 juta per bulan, mitra balik modal sekitar 21 bulan. Kelima, paket resto seluas 120 m2 dengan investasi Rp 225 juta. Estimasi omzet Rp 120 juta dan balik modal selama 19 bulan.
Semua paket menjanjikan laba bersih sekitar 28% - 29%. Dan, kelima paket juga sudah temasuk kontrak kerjasama selama lima tahun, peralatan, bahan baku awal, seragam untuk karyawan, desain interior, training masak, pelayanan, dan promosi. "Yang membedakan tiap paket hanya jumlahnya," ujar Reno.
Ketua Dewan Pengarah Asosiasi Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Amir Karamoy menilai, bisnis makanan olahan ayam masih menjanjikan. Pasalnya, banyak orang Indonesia menyukai makanan ini. Makanya, meski sudah ada banyak pemain besar, peluang pasarnya tetap terbuka. Selain pelayanan, kunci sukses bisnis ini ada pada kualitas rasa. "Konsumen ingin makanan itu enak sesuai dengan seleranya," jelasnya.
Tapi, Amir menambahkan, lokasi gerai juga harus strategis. Sebab, faktor lokasi gerai turut menentukan ramai atau tidaknya suatu usaha. (*kontan.co.id)
No comments:
Post a Comment