WELCOME

WELCOME

Friday, January 4, 2008

Mengkudu, Buah Buruk Rupa Cegah Kanker

Berawal dari tanaman liar, buruk rupa dan beraroma busuk, mengkudu kini naik pamor menjadi bahan pangan, minuman dan obat-obatan herbal alternatif. Bukan kelezatan rasanya, namun karena banyaknya manfaat bagi kesehatan tubuh.

Menurut Jurnal Pacific Science (1949), buah mengkudu (Morinda citrifolia L) diduga berasal dari Indonesia. Tanaman yang juga dikenal dengan sebutan buah Pace atau Noni ini, bentuknya sebesar buah Pir. Berwarna hijau di saat muda dan berubah putih kekuningan jika mulai matang. Ciri lainnya, permukaan kulit buah berbintil dan dipenuhi mata berwarna coklat kehitaman, rasanya sangat asam dengan aroma khas sangat tajam ketika tua dan matang. Tidak disangka, tanaman yang selama ini dikenal sebagai tumbuhan liar, buruk rupa dan berbau busuk, kini berubah menjadi buah “ajaib” yang banyak di cari. Kepopuleran mengkudu tidak terlepas dari hasil riset beberapa penelitian. Hasilnya sungguh di luar dugaan, zat yang terkandung di dalam mengkudu sangat bermanfaat untuk aspek kesehatan.

Manfaat buah mengkudu sudah dikenal manusia sejak 2000 tahun lalu. Penduduk kepulauan Polynesia, Cina dan Indian yang pertama kali memanfaatkan khasiatnya. Selanjutnya pengetahuan ini menyebar ke Australia, Tahiti, Kanada, Malaysia dan akhirnya sampai ke Indonesia.

Di Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan sebenarnya sudah mengkonsumsi mengkudu sejak dulu. Masyarakat Jawa mengenal rujak bebek yang salah satu bahannya adalah buah ini, sedangkan dari daun mudanya sebagian orang mengolah menjadi bahan baku sayur atau dimakan mentah sebagai lalapan. Baru pada tahun 1990-an mengkudu semakin dikenal luas. Popularitas mengkudu tidak lepas dari keberhasilan Lembaga Pengkajian Bisnis Pangan Bogor(LPBP), sebuah lembaga peneliti pertama Indonesia yang meneliti manfaat mengkudu bagi kesehatan manusia.

Mengandung Seyawa Berkhasiat Obat

Jika Anda ingin mendapatkan manfaat yang maksimal dari buah mengkudu, konsumsi buah yang sudah tua atau matang, hasil penelitian menunjukan semakin matang maka zat-zat yang bermanfaat semakin bertambah. Diantaranya adanya kandungan senyawa anthraquinone sebagai anti bakteri dan jamur, terpenten berfungsi meremajakan sel tubuh, dammacanthel yang dapat mencegah perkembangan sel kanker dan melawan pertumbuhan sel abnormal pada stadium pra kanker. Buah berkadar air 52% ini juga menyimpan beragam vitamin, diantaranya asam askorbat, asam kaproat, asam kaprik dan asam kaprilat yang mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker.

Kepopuleran mengkudu kini semakin mendunia, apalagi setelah Dr Heil Solomon melakukan terapi terhadap 8.000 pasien. Hasilnya sungguh sangat menggembirakan, pemberian sari mengkudu secara kontinyu memberikan korelasi positif terhadap penyembuhan penyakit kanker, jantung, mengontrol hipertensi, gangguan pencernaan, diabetes dan stroke. Selain itu sari mengkudu juga dipercaya dapat meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh dan membantu penyembuhan tuberkulosis (TBC). Mengkudu juga kaya akan serat yang baik untuk kesehatan saluran pencernaan. Banyaknya manfaat yang dimiliki buah mengkudu, sangat pantas kalau para ilmuwan menjulukinya sebagai Magic Fruit alias si buah ajaib.

Ragam Produk Mengkudu

Banyak orang yang kurang menyukai aroma mengkudu karena berbau busuk dan berasa asam. Jangan khuatir, saat ini beragam produk hasil olah mengkudu banyak beredar di pasaran. Mulai dari juice buah mengkudu beraneka rasa, tablet mengkudu sampai yang berupa kapsul dengan mudah dapat kita dapatkan. Bahkan tak hanya itu, produk perawatan tubuh dan kosmetika seperti sampo, sabun, body lotion dll juga menggunakan bahan baku mengkudu.

Buat Anda yang suka mengkonsumsi mengkudu segar, tips berikut dapat membantu mengurangi aroma mengkudu yang tidak enak dan rasa asam. Campurkan sari/jus mengkudu yang sudah di saring dengan gula merah atau madu. Simpan di dalam tempat bersih, sejuk dan tertutup rapat selama 2-4 hari, dan jus-pun siap diminum tanpa bau busuk yang menyengat dan rasanya menjadi manis segar. Proses penyimpanan ini akan mengurai asam askorbat, kaproat dan kaprik penyebab bau busuk. Namun perlu diingat, jangan menyimpannya terlalu lama karena akan menyebabkan terbentuknya senyawa alkohol yang memabukan. Teks & Foto: Budi Sutomo

No comments:

Post a Comment